Senin, 28 Mei 2012

Kedatangan Boeing 777 - 300 Garuda Alami Keterlambatan

Kedatangan  Boeing 777 - 300  Garuda Alami  Keterlambatan 



JAKARTA - Kedatangan  pesawat berkapasitas  395 penumpang , Boeing  777- 300 yang  semula  akan datang akhir  2012 atau awal 2013 di Indonesia , ternyata mengalami  keterlambatan ,  karena  panjangnya  antrean pemesanan  pesawat di pabrik Boeing  ,Seattle Amerika  Serikat.

Menurut  Direktur Operasional  Garuda  Indonesia, Ari Sapari,  tahun  2013 Garuda Indonesia mengharapkan  pengiriman  dua  unit  Boeing  777-300 ER  dari total  pemesanan  10  unit, akan  mulai  beroperasi.

Diutarakan  Ari,  keterlambatan  kedatangan  pesawat Boeing  777-300 tidak akan membuat  rencana  Garuda Indonesia di route  internasional dan jarak jauh  menjadi  kacau.
Kedatangan  Boeing  777 -300  nantinya  menurut  Ari, akan menggantikan  posisi  penggunaan  Airbus 330 yang selama ini dipergunakan Garuda Indonesia melayanai jalur penerbangan  Jakarta- Amsterdam melalui Dubai.

Selain  untuk menggantikan  armada  Airbus A 330, nantinya  kata  Ari, Boeing 777- 300 ini juga akan dipergunakan   menggantikan  Boeing 747 yang selama ini melayani  jalur  Jakarta-Jeddah. “ Tapi belum diketahui secara  pasti, nantinya  Boeing  747  milik Garuda Indonesia  irtu akan dipergunakan  untu apa.” Jelas Ari.

Garuda Indonesia  sendiri saat ini  paling tidak telah mengoperasikan  pesawat  berbadan  lebar Boeing 747- 400 sebanyak  3 unit, Airbus 330-200 4 unit,  serta Airbus 330-300 sebanyak 6 unit.

Kamis, 10 Mei 2012

Sukhoi Superjet 100 Hilang



Bogor: Konsultan PT Tri Marga Rekatama Sunaryo mengatakan ada kemungkinan pesawat Sukhoi Super Jet (SSJ) 100 menabrak Gunung Salak saat melakukan demo-flight kedua menuju Pelabuhan Ratu, Jawa Barat.

Ia tidak memungkiri hal tersebut. Pasalnya, ketinggian puncak Gunung Salak diketahui mencapai 7.253,93 kaki (2.211 meter) sementara ketinggian terakhir pesawat SSJ 100 yang diminta oleh pilot menurun dari 10.000 kaki (3.048 meter) menjadi 6.000 kaki (1.828,8 meter).

"Ketinggian Gunung Salak itu sekitar 7.000 (kaki). Dia (pesawat SSJ 100) dalam kontak terakhir 'request' untuk descent (ketinggian) dari 10.000 ke 6.000 kaki. Descent itu menurun. Apakah (penurunan ketinggian) itu sesudah atau sebelum puncak gunung, itu yang kita tidak tahu," kata Sunaryo sembari mencontohkan pesawat menabrak gunung dengan tangannya, Kamis (10/5) dini hari.

Ia menjelaskan, dalam ketinggian 6.000 kaki, kabut akan menyelimuti pandangan mata. Akibatnya, pesawat harus turun lagi ke ketinggian 4.000 kaki (1.219,2 meter) agar dapat melihat dengan jelas dan tidak terhalang kabut.

Namun demikian, ia tidak mau menyimpulkan apapun. "Nanti fakta di lapangan dan KNKT yang bisa menyimpulkan penyebabnya."

Ketika ditanya mengenai teknologi di dalam pesawat SSJ 100, Sunaryo tidak bisa bercerita banyak. Ia bahkan terlihat gagap saat mediaIndonesia.com menanyakan teknologi peta topografi dalam pesawat tersebut.

"Mestinya sudah ada ya. Dia tidak akan gegabah, mestinya sudah ada," ujarnya.

Mengenai kesimpangsiuran daftar manifes penumpang, Sunaryo mengatakan bahwa daftar riil ikut terbawa staf PT Tri Marga Rekatama di dalam pesawat.

"Tadi kebetulan dari PT kami ada yang ikut terbang. Termasuk data manifest itu dibawa dia. Data siapa yang ikut di sana. Semua data hilang dibawa dalam pesawat," tukasnya.

Pesawat SSJ 100 hilang kontak dalam demo flight kedua. Pesawat lepas landas pada Rabu (9/5), pukul 14.12 WIB dan hilang kontak pada pukul 14.33 WIB.

Sebelumnya, pesawat telah melakukan demo flight pertama selama kurang lebih 45 menit dan penerbangan kedua baru 21 menit sebelum akhirnya kehilangan kontak.

Dalam keadaan bahan bakar penuh, pesawat tersebut dapat bertahan di udara selama kurang lebih 5 jam. Artinya, saat lepas landas untuk penerbangan kedua, pesawat tersebut hanya dapat bertahan selama 3 jam 54 menit di udara dengan bahan bakar tersisa.

Delapan kru dan tidak kurang dari 42 penumpang yang merupakan calon pembeli pesawat tersebut dinyatakan hilang sejak kemarin sore. Posisi terakhir sesuai dengan koordinat yang tercatat, posisi pesawat berada di sekitar desa Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat.

Selasa, 08 Mei 2012

SQ A-380 Mendarat Mendadak di Cengkareng karena Ada Penumpang Sakit



Jakarta - Pesawat super jumbo A-380 milik Singapore Airlines (SQ) mendarat darurat (divert) di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng. Ternyata, dalam pesawat itu ada penumpang sakit yang membutuhkan pertolongan segera.

"Itu karena technical reason. Ada penumpang sakit yang perlu mendapat pertolongan segera dan harus diturunkan di bandara terdekat. Ya yang terdekat di Jakarta," jelas Corporate Secretary Angkasa Pura II, Hari Cahyono ketika dikonfirmasi detikcom, Jumat (4/5/2012).

Saat ini penumpang yang sakit itu sudah diturunkan dan dibawa ke rumah sakit dengan ambulans. "Sudah ditolong ambulans. Nah nanti mengumpulkan data dulu (di bawa ke RS mana)," jelas Hari.

Dia menambahkan bahwa SQ itu akan terbang kembali setelah menurunkan penumpang yang sakit itu. Dia membenarkan bahwa pesawat ini mengambil rute Singapura-Sydney.