Sabtu, 13 April 2013

Gagal Landing, Lion Air Nyebur Laut di bandara Ngurah Rai Denpasar


DENPASAR - Pesawat Lion Air yang terbang dari bandara Husein Sastranegara Bandung menuju bandara Ngurah Rai, Denpasar, Sabtu (13/4) sekitar pukul
15.35 WITA nyebur di laut.
Peristiwa itu terjadi saat pesawat sedang proses landing (manderat) dan run way Bandara Ngurah Rai Denpasar
Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait ketika dihubungi, mengaku adanya peristiwa itu.
“Memang benar ada kejadian itu. Tapi penyebabnya apa, belum pasti, hanya informasi awal, pesawat sebelumnya sudah sempat di runway, entah mengapa kok bablas ke laut,” jelas Edward.
Terkait penumpang, di pesawat itu sesuai daftar manifes ada 101 penumpang dan awak pesawat. Kondisi awal yang dilaporkan, menurut Edward, mereka dalam kondisi selamat, namun ada beberapa yang mengalami luka-luka.
“Berapa yang luka, selamat, dan seperti apa, saya belum terima laporan. Ini masih menunggu karena kondisi di sana juga masih crowed. Masih proses evakuasi,” jeals Edward, serasa memohon doa semoga tidak ada yang meninggal atau hal buruk lainnya.
Evakuasi penumpang pesawat Lion Air yang jatuh ke laut dekat Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, terus berlangsung. Tim SAR dan ambulans dikerahkan menyelamatkan para penumpang.

Kepala UPT Pusdalops Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, Gede Made Jaya Serata, mengatakan semua tim sudah dikerahkan ke lokasi kejadian. 

"Semua unit kami kerahkan, termasuk ambulans milik kita, ambulans milik Rumah Sakit Sanglah dan ambulans milik SAR," kata Serata Sabtu (13/5/2013).

Ia mengaku belum tahu jumlah pasti korban dari pesawat nahas itu.

"Dari laporan yang kami terima pesawat tergelincir 500 meter dari pacuan ke arah barat," ujar dia.

Menurut dia, korban dibawa ke sejumlah rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. "Saat ini masih perjalanan ke rumah sakit," ungkapnya.
Seluruh penumpang pesawat Lon Air yang jatuh ke laut di ujung landasan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, telah dievakuasi oleh sejumlah petugas dari TNI AU, PT Angkasa Pura, Polair, dan Polri.

Petugas juga telah mengeluarkan barang-barang dari kabin pesawat Boeing 737-800 NG buatan 2012 yang jatuh saat akan mendarat pukul 15.35 Wita. 

Tetapi belum dketahui kapan pesawat nahas itu akan dievakuasi dari laut. Kini hanya tinggal beberapa petugas yang berada di sekitar pesawat. 

Sementara itu, serpihan pesawat masih berserakan di sekitar lokasi
Serpihan pesawat Lion Air yang tergelincir dan jatuh ke laut di ujung landasan barat Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar Bali.

"Saya bersama rombongan Polda Bali menemukan dua serpihan pesawat Lion Air, kami menuju ke TKP," ujar kontributor Metro TV, Syaefullah.

Cuaca dikabarkan mendung saat Lion Air akan mendarat. "Belum turun hujan namun cuaca mendung," ujarnya.

Sebelumnya, sebuah pesawat milik maskapai Lion Air gagal mendarat di landasan Bandara Ngurah Rai sekitar pukul 15.35 Wita.

"Pesawat terbelah," kata Sekretaris AP I Farid Indra, Sabtu (13/4/2013).

Sebanyak 101 penumpang pesawat selamat. Beberapa di antaranya mengalami luka-luka.
Sejumlah penumpang Lion Air yang jatuh ke laut di Bali, dilarikan ke rumah sakit terdekat. Sebagian di antaranya terluka cukup parah. Rumah sakit tampak kewalahan.

Yang paling dekat dengan lokasi kejadian adalah Kasih Ibu Kedonganan, Denpasar. RS ini menerima penumpang korban Lion Air sejak pukul 17.00 WITA. Hingga saat ini, korban terus berdatangan.

"Di UGD ada 12 orang, sebagian di kursi roda, dan dibawa ke ruang lain," kata petugas bagian administrasi RS Kasih Ibu Kedonganan, Putri, ketika dikonfirmasi detikcom sekitar pukul 16.15 WIB (17.15 WITA), Sabtu (14/4/2013).

Putri mengaku belum mengetahui persis jumlah penumpang Lion Air yang dibawa ke RS. Dia hanya menyebut, sebagian penumpang terluka pada tangan, kaki, dan wajah. Ada juga yang patah kaki.

"Semua masih sibuk, karena korban terus berdatangan," tutupnya.

Lion Air rute Denpasar-Bandung jatuh ke laut dekat Bandara Internasional Ngurah Rai pada pukul 15.35 WITA. Sejauh ini belum diketahui penyebab kecelakaan tersebut. KNKT akan segera turun tangan.
 Jumlah penumpang Lion Air yang tergelincir di laut dekat Bandara Ngurah Rai, Bali, Sabtu (13/4/2013), simpang siur.  Kepala Polda Bali Irjen Arif Wachyunadi menyebutkan bahwa pesawat tersebut mengangkut 168 penumpang dewasa, 3 anak-anak, 1 bayi, dan 7 awak.
Namun, sesuai data manifes dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, pesawat naas itu membawa 95 penumpang dewasa, 5 anak-anak, 1 bayi, dan 7 awak.

Bagian belakang pesawat Lion Air jenis Boeing 737-900 ER jurusan Banjarmasin-Bandung-Denpasar terbelah menjadi dua bagian dan masuk ke laut akibat tergelincir saat hendak mendarat di Bandar Udara Ngurah Rai, Bali, Sabtu sore.

Tidak ada korban jiwa dalam musibah yang terjadi pada pukul 15.35 Wita tersebut karena seluruh penumpang berhasil dievakuasi.
   
Sampai saat ini, seperempat bagian pesawat tersebut mengapung di laut. Petugas Kepolisian Daerah Bali berupaya memberikan pertolongan kepada penumpang dibantu petugas medis PT Angkasa Pura.

Pesawat tersebut tinggal landas dari Bandara Husein Sastranegara pukul 12.48 WIB. Namun, saat hendak mendarat di Bandara Ngurah Rai, pesawat tersebut tergelincir di ujung barat landasan yang berada di perairan laut Pantai Kuta.
   
"Saat ini di dalam pesawat sudah tidak ada lagi satu pun penumpang dan awak. Semua sudah berhasil diselamatkan petugas kepolisian, SAR, dan nelayan sekitar," kata Kapolda. 

Rabu, 09 Januari 2013

Lahir di Pesawat, Bayi Juwita Sari Merpati Meninggal Dunia


Penumpang Merpati melahirkan saat terbangVIVAnews - Annisa Laila Juwita Sari Merpati, bayi yang lahir di dalam pesawat Merpati meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Catherina Booth, Makassar.

"Sudah meninggal sepat pukul 22.30 WITA. Atau pas 24 jam dalam perawatan," kata dr Robert, di Rumah Sakit Ibu dan Anak Catherina Booth, Selasa, 8 Januari 2013.

Disampaikan dokter Robert, secara umum kondisi Juwita Sari Merpati memang lemah, apalagi lahir secara prematur. Penanganan sudah dilakukan dengan menghangatkan bayi di inkubator.
"Sudah dikuburkan di Poros Batimurung, Maros, tadi pagi," tambah Robert.
Kisah kelahiran Juwita Sari Merpati, bermula saat pasangan Rudi dan Harmani ikut dalam penerbangan itu. Mereka berniat menjenguk keluarga yang sakit di Kabupaten Maros.
Namun, Harmani tengah mengandung tujuh bulan. Sesuai prosedur penerbangan, pasangan ini membawa surat rekomendasi dari dokter. Mereka boleh ikut penerbangan Minggu sore itu.

Namun, beberapa menit setelah tinggal landas, sekitar 18.40 WIT, Rudi menghubungi kru pesawat dan melaporkan bahwa istrinya akan melahirkan.

"Baru 15 menit terbang, tiba-tiba istri saya mengeluh sakit di bagian perut," kata Rudi yang berasal dari Kelurahan Inaika Baru, Mimika Baru, Timika, Papua, Senin malam, 7 Januari 2013.

Para kru pesawat yang mendapat laporan Rudi bergegas membantu persalinan Harmani. Memang tak ada fasilitas yang nyaman untuk melahirkan di pesawat. Tak ada tempat tidur yang leluasa.

Proses persalinan terpaksa dilakukan di atas kursi penumpang. Dan Harmani pun menjalani proses persalinannya di atas kursi nomor 24. Rudi dengan setia mendampinginya.

Para kru pesawat telah dibekali keterampilan memberikan pertolongan. Tak sia-sia, beberapa saat kemudian, bayi perempuan berhasil lahir secara normal. Meski lahir prematur dengan berat hanya 1,7 kilogram, bayi perempuan itu lahir dengan selamat. Begitu pula dengan sang ibu, Harmani. Namun bayi itu hanya bertahan sebentar sebelum wafat di rumah sakit.

Selasa, 01 Januari 2013

Sky Aviation Terima Pesawat Sukhoi Pertama


JAKARTA, KOMPAS.com -- Maskapai penerbangan Indonesia, Sky Aviation, resmi menerima pesawat penumpang Sukhoi Superjet 100 (SSJ 100) pertama dari perusahaan Sukhoi Civil Aircraft Company (SCAC), Sabtu (29/12).
Informasi yang diperoleh dari Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Minggu (30/12), menyebutkan bahwa penandatanganan akta serah terima pesawat tersebut dilakukan oleh perwakilan Sky Aviation dan SCAC di Kota Ulyanovsk, Rusia.
Menurut jadwal, pesawat dengan nomor seri produksi (MSN) 95022 itu akan diterbangkan langsung dari pusat pengiriman Sukhoi di Ulyanovsk menuju bandar udara basis operasi Sky Aviation di Indonesia pada Januari 2013. Pada bulan yang sama, Sky Aviation langsung mengoperasikan pesawat tersebut.
Dokumen yang ditandatangani kedua pihak itu menyatakan bahwa secara teknis pesawat itu sudah memenuhi semua kriteria kinerja. Akta serah terima itu juga menegaskan bahwa SSJ 100 tersebut diserahkan ke operatornya dengan dokumentasi lengkap operasional dan pemeliharaan, serta berikut kit penerbangannya.

Kamis, 13 Desember 2012

BANDARA ABD. SALEH: Landasan Pacu Ditambah Jadi 2.250 Meter


Kepala Dinas Perhubungan dan LLAJ Pemprov Jatim Wahid Wahyudi mengungkapkan perpanjangan run way tersebut untuk pendaratan pesawat ataupun penerbangan sipil di Abd. Saleh.
“Baik itu untuk kedatangan maupun keberangkatan di Bandara Abd. Saleh. Dengan penambahan run way itu harapannya bisa jadi Bandara Internasional,” katanya, Minggu 1 April 2012.
Dia menambahkan run way yang ada di Abd. Saleh panjangnya masih 2.250 meter.  Pemprov Jatim melalui Dishub dan LLAJ akan mengusulkan kepada Kementerian Perhubungan agar menambah panjang run way 720 meter lagi.
“Dengan penambahan itu nantinya panjang run way di Bandara Abd. Saleh Malang menjadi 3.000 meter dan juga double run way.”
Menurut Wahid, Bandara Abd. Saleh Malang masih memungkinkan untuk dilakukan penambahan run way, karena luas lahan yang dimiliki Pangkalan Udara TNI AU masih cukup luas. Keberadaan bandara sipil tersebut sejauh ini berada di dalam kawasan TNI AU.
“Namun pemerintah pusat melalui Markas Besar TNI AU memberikan izin kepada  Pemprov Jatim untuk mengelola penerbangan sipil di Lanud Abd. Saleh,” ujarnya.
Dengan demikian, Bandara Abd. Saleh sangat berpotensi menjadi Bandara Internasional, sehingga pihaknya mengusulkan Kemenhub agar menambah panjang run way.
Wilayah Malang Raya, sambungnya, merupakan daerah yang sangat strategis. Bandara yang ada sebatas bandara domestik, sehingga harus ditingkatkan menjadi Bandara Internasional setelah Bandara Internasional Juanda Surabaya.
Hanya saja, untuk menjadi Bandara Internasional memang tidak mudah. Bandara Abd. Saleh terlebih dahulu harus dipasang instrument light system (ILS). Pasalnya hingga kini bandara itu belum memiliki ILS, sedangkan untuk memasang ILS merupakan kewenangan pemerintah pusat.
Jika nanti sudah memiliki ILS, sambungnya, di Bandara Abd. Saleh bisa dilakukan penerbangan pada malam hari, sehingga jadwal penerbangan di Abd. Saleh bisa bertambah.
“Sejauh ini masih sekitar tujuh kali penerbangan pulang pergi. Dari Malang-Jakarta sebanyak enam kali penerbangan, dan satu kali penerbangan Malang-Denpasar,” tambahnya. (bas)

Senin, 05 November 2012

Bandara Kalimarau Diresmikan



TANJUNG REDEB. Bersamaan dengan sejumlah proyek yang masuk dalam program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Bandara Kalimarau, di Kabupaten Berau, diresmikan Presiden RI, Susila Bambang Yudhoyono, di Balikpapan, Rabu (24/10) kemarin.
Peresmian itu disaksikan sejumlah menteri, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dan sejumlah kepada daerah, termasuk Bupati Berau Makmur HAPK.


Presiden menandatangani prasasti sebagai tanda peresmian. Tak hanya para petinggi di lingkungan Pemprov Kaltim dan Pemkab Berau saja yang berbahagia. Tetapi masyarakat Berau lebih bahagia, karena daerah ini menjadi satu-satunya daerah di Kaltim yang memiliki bandara dengan dilengkapi garbarata.
Pembangunan Kalimarau dirancang sejak 2009 lalu. Setelah dilakukan perencanaan matang, pembangunan dimulai pada awal 2010. Ground breaking dilakukan Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak, Maret 2010.
Hanya dalam waktu hitungan bulan, PT Total Bangun Persada, selaku kontraktor pelaksana, berhasil membangun proyek multiyears tersebut. April 2011 pembangunan terminal utama serta ruang tunggu VIP selesai dan diserah terimakan ke Pemkab.


Bersama PT Radiasi Surya selaku konsultan pengawas, PT Total Bangun Persada kembali mendapat kepercayaan membangun proyek tahap kedua, berupa terminal internasional, gedung kargo, hingga lahan parkir. Proyek tersebut dimulai November 2011.


Hingga memasuki akhir Oktober ini, proyek tahap kedua hampir selesai. Bahkan ditargetkan seluruh bagian dari tahap dua akan tuntas sebelum akhir tahun.


Terminal baru tersebut dilengkapi dengan dua ruang tunggu keberangkatan yang mampu menampung hingga lebih dari 500 orang dan dilengkapo executive lounge.
Kenyamanan bagi penumpang pun akan diutamakan dengan sejumlah fasilitas yang ada. Mulai ruang perawatan atau klinik, ruang menyusui, hingga pusat informasi pariwisata di pintu utama ruang kedatangan.


Di luar terminal, lapangan parkir akan mampu menampung hingga lebih dari 350 unit roda empat dan lebih dari 200 motor. Setidaknya kurang lebih Rp 450 miliar, dikeluarkan Pemkab Berau untuk membangun bandara kebanggaan Bumi Batiwakkal tersebut.
Sejak dibangun, Bupati Berau Makmur HAPK adalah orang pertama yang paling sering turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan. Tidak hanya siang, bahkan malam hari pun Makmur melihat perkembangan Bandara Kalimarau.


Wajar orang nomor satu di Berau itu, lebih serius memelototi pembangunan Kalimarau. Karena bandara tersebut memang sejak lama didambakan masyarakat Berau. Ia bahkan sering mengingatkan terkait pengelolaan agar benar-benar terjaga dan terawat.


"Ini adalah kebanggan kita bersama. Jadi sudah seharusnya kita jaga dan rawat karena bandara ini milik seluruh masyarakat Berau," ucapnya.
Pembangunan bandara internasional di Berau bukan tanpa alasan. Sejak awal misi dari Pemkab Berau adalah membangun pariwisata. Salah satu cara memudahkan akses adalah pembukaan jalur transportasi, seperti bandara.


Sebelum dikembangkan, pesawat yang mendapat di Bandara Kalimarau hanya jenis ATR dengan kapasitas penumpang sekitar 42 orang. Namun kini ada tiga maskapai pesawat berbadan lebar jenis Boeing 737 yang mendarat di Berau. Bahkan setiap maskapai berebut untuk menambah jam penerbangan karena tingginya jumlah penumpang.


Makmur yakin dengan terbukanya jalur transportasi udara hingga ke dunia internasional, akan memberikan banyak kemudahan kepada wisatawan nusantara maupun mancanegara yang ingin berkunjung ke Berau.
Di sisi lain, kemudahan para investor untuk berinvestasi di Berau juga akan semakin nyaman. "Akan banyak keuntungan yang didapat Berau dari bandara baru ini. Selain meningkatkan jumlah kunjungan wisata, juga akan mendongkrak perekonomian yang kini tengah tumbuh begitu pesat," kata Bupati.

Senin, 15 Oktober 2012

Garuda Operasikan Bombardier CRJ 1000 NextGen di Makassar


Garuda Operasikan Bombardier CRJ 1000 NextGen di Makassar
Pesawat Bombardier CRJ 1000 NextGen yang dioperasikan Garuda Indonesia untuk menerbangi sejumlah rute antar pulau di Indonesia dan tingkat regional.
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR PT Garuda Indonesia Tbk mulai memperkenalkan pesawat terbarunya Bombardier CRJ 1000 NextGen. Pesawat ini akan dioperasikan di hub Makassar, Balikpapan, Medan, dan Surabaya untuk dukung pengembangan wilayah Indonesia timur dan Barat.
Pesawat yang diproduksi oleh Bombardier, Kanada dan memiliki kapasitas sebanyak 96 kursi (12 kelas bisnis, 84 kelas ekonomi) tersebut tiba di Jakarta 10 Oktober lalu. Pesawat tersebut akan melayani rute -rute jarak pendek dengan density tinggi.
Pesawat pertama dari 18 pesawat yang telah dipesan oleh Garuda tersebut nantinya akan melayani penerbangan dari HUB Makassar ke beberapa kota di wilayah Indonesia Timur diantaranya rute Makassar – Ternate (pp), Makassar – Mataram (pp), Makassar – Kendari (pp), Makassar – Surabaya (pp), Surabaya – Denpasar (pp),Surabaya - Bandung,  Balikpapan - Singapore (pp), Medan - Penang (pp). Selanjutnya, pesawat tersebut juga akan melakukan kota – kota potensial lainnya dari hub Medan, Balikpapan dan Surabaya.
Dalam sambutannya, Menteri Perhubungan RI, EE Mangindaan menyambut baik dioperasikannya pesawat Bombardier jenis CRJ1000 NextGen tersebut. “Pengoperasian pesawat ini dari HUB Makassar untuk melayani penerbangan ke kota-kota di wilayah Indonesia bagian timur, tentu saja akan semakin meningkatkan konektivitas kota-kota dalam wilayah ini dan dengan wilayah lainnya di Indonesia. Upaya ini tentunya juga akan mempercepat pengembangan wilayah ini sesuai program MP3EI khususnya  “Koridor Ekonomi Sulawesi”," kata Mangindaan.
Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar mengatakan, pengoperasian pesawat melalui hub Makassar, Balikpapan, dan Medan, selain sebagai bentuk dukungan Garuda terhadap program MP3EI, juga sebagai upaya Garuda Indonesia untuk mempermudah penumpang di kota- kota di wilayah/region ini untuk melakukan perjalanan bisnis secara cepat dan lebih efisien.
"Pesawat ini nantinya akan semakin meningkatkan konektivitas antar kota- kota di wilayah ini (melalui HUB Makassar) sehingga penumpang tidak perlu lagi transit di Jakarta. Pengoperasian pesawat ini juga akan semakin memperkuat jaringan/network penerbangan Garuda secara keseluruhan,” ujar Emir.
Garuda memesan sebanyak 18 pesawat serta opsi 18 pesawat tambahan jenis CRJ 1000 NextGen dengan Bombardier Aerospace, perusahaan pembuat pesawat asal Kanada. Melalui kontrak ini nantinya Garuda Indonesia akan memiliki sebanyak 36 pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen.
Hingga akhir tahun ini Garuda Indonesia akan menerima lima pesawat, dan sisanya, tujuh pesawat akan diterima pada tahun 2013, dan enam pesawat lainnya akan tiba pada tahun 2014 dan tahun 2015. Pesawat CRJ 1000 NextGen mulai dipasarkan pada tahun 2010, dan terkenal dengan kehandalan, biaya operasional dan konsumsi bahan bakar yang efisien, dan kapasitas penumpang yang optimal.

Selasa, 02 Oktober 2012

Citilink Buka Rute Penerbangan Surabaya-Lombok



JAKARTA, KOMPAS.com - Citilink, anak perusahaan dari PT Garuda Indonesia, Tbk., untuk penerbangan berbiaya murah (LCC), hari ini mengumumkan pembukaan rute baru penerbangan Surabaya–Lombok. Penerbangan pertama akan dimulai Sabtu (15/9/2012) dengan frekuensi penerbangan 2x sehari dari dan menuju Lombok. Harga tiket dibanderol mulai dari Rp 280.000 sekali jalan.

“Lombok adalah salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang kian banyak menarik minat baik bagi turis domestik maupun internasional. Kegiatan bisnis di wilayah Lombok pun kini kian meningkat. Inilah yang mendorong Citilink untuk membuka rute penerbangan Surabaya–Lombok,” kata  Arif Wibowo, CEO PT Citilink Indonesia dalam siaran persnya, Rabu (12/9/2012).

Menurut Arif, pembukaan rute Surabaya–Lombok adalah langkah awal Citilink untuk memajukan pariwisata lokal. "Dengan adanya rute baru ini, akan semakin banyak orang yang akan terbang berwisata ke Lombok. Contohnya wisatawan dari Jakarta dapat ke Lombok melalui Surabaya dengan harga yang sangat terjangkau, sehingga akhirnya dapat memajukan kota-kota yang menjadi tujuan penerbangan Citilink,” papar Arif Wibowo.

Selain Surabaya-Lombok, hingga akhir tahun ini Citilink menargetkan pembukaan beberapa rute baru yang meliputi Batam-Padang, Jakarta-Makassar, Banjarmasin-Makassar, Balikpapan-Makassar, Denpasar-Bandung, Makassar-Yogyakarta, dan Makassar-Banjarmasin.

Selain itu Citilink juga berencana menambah frekuensi penerbangan yang telah ada, salah satunya rute Jakarta-Banjarmasin menjadi 2x sehari. "Ini adalah salah satu cara Citilink untuk mencapai target mengangkut 4,2 juta penumpang pada tahun 2012," katanya.