Minggu, 29 April 2012

Susi Air Grounded Pilatus Porter



Jakarta - Buntut dari kecelakaan PK-VVQ pada hari Rabu (25/4) di Kutai Kartanegara membuat Susi Air memutuskan meng-grounded sementara pesawat Pilatus Porter miliknya. Menurut Presiden Direktur Susi Air, Susi Pudjiastuti, pihaknya telah mengevaluasi kembali seluruh armada Porter sebanyak enam unit sebelum diterbangkan kembali.
Walaupun ada keputusan ini, Susi Air optimis pihaknya dapat mengangkut sebanyak 600,000 penumpang pada tahun 2012. Dari kuartal I saja, Susi Air telah mengangkut 30,000 penumpang yang mayoritas berasal  dari melayani rute Kalimantan (40%) dan Papua (40%) sedangkan sisanya dari Sumatra dan Jawa. Tapi menurut Susi Air, hasil ini masih tergolong rendah karena ada kendala cuaca ekstrem di wilayah Indonesia.
Untuk memenuhi target 600,000 penumpang, Susi Air akan menerbitkan obligasi senilai US$100 juta untuk membeli 16 unit pesawat baru. Walaupun ada kasus kecelakaan, Susi Air tetap memasukkan Porter sebagai pesawat yang ingin dibeli selain tambahan Cessna Grand Caravan dan Piaggio Avanti.
Sementara itu, pesawat nahas PK-VVQ yang lepas kontak dari Lapangan Terbang Melak pada pukul 17.10, berhasil ditemukan kemarin (26/4) pada pukul 02.00. Pilot pesawat tersebut, Jonathan Wilis dan satu-satunya penumpang yaitu juru kamera McDougall Ian Russel meninggal dunia.
Pesawat yang disewa untuk pemotretan udara tampaknya berusaha melakukan pendaratan darurat di Desa Mauritan, Kuta Kartanegara, Kalimantan Timur namun gagal karena terlalu menukik dan bagian kokpit pesawat hancur. Pihak KNKT belum mengeluarkan laporan pasti terhadap kecelakaan ini, diperkirakan cuaca buruk--warga sekitar melaporkan turun hujan dengan angin kencang--membuat pilot memaksa untuk mendarat darurat. (Sudiro Sumbodo)

Rabu, 25 April 2012

"Amadeus Altea", Layanan Penumpang Terbaru Garuda Indonesia


JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan menggunakan sistem layanan penumpang Passenger Services Systems (PSS) “Amadeus Altéa”. Hal ini terungkap saat maskapai plat merah ini menggandeng Amadeus IT Group, S.A perusahaan penyedia solusi IT tercanggih untuk dunia travel dan industri pariwisata, Jumat (20/4/2012).
VP Corporate Communications Garuda Indonesia, Pujobroto menyatakan kerjasama ini merupakan salah satu upaya Garuda Indonesia dalam meningkatkan layanan bagi pengguna jasa, serta sejalan dengan pelaksanaan program pengembangan perusahaan – Quantum Leap Program. Kerjasama ini juga sebagai upaya persiapan Garuda untuk bergabung dengan aliansi global “SkyTeam”.

Direktur Pemasaran dan Penjualan Garuda Indonesia M. Arif Wibowo mengatakan bahwa implementasi sistem “Amadeus Altéa” di Garuda ini merupakan salah satu langkah besar Garuda dalam program transformasi bisnis yang sedang dilaksanakan.

“Seiring dengan pengembangan armada, perluasan jaringan/rute, dan peningkatan jumlah penumpang maka memperkuat infrastruktur IT dan penggunaan teknologi mutakhir merupakan satu hal yang harus dilakukan Garuda. Implementasi sistem “Amadeus Altea” ini juga sebagai upaya persiapan atas rencana bergabungnya Garuda dengan SkyTeam,” Arif menjelaskan.

Sementara itu, Vice President Airline Group Amadeus Asia Pacific mengatakan keberhasilan transformasi bisnis dan perkembangan Garuda Indonesia sejak beberapa tahun ini merupakan suatu kisah sukses di Asia Pasifik.

“Kami sangat senang Garuda telah menjadi salah satu maskapai besar di Asia Pasifik yang menggunakan Amadeus Altea. Sistem ini akan memungkinkan Garuda untuk meningkatkan sistem layanan penumpangnya antara lain sistem reservasi, check-in, penanganan penumpang di bandara, serta otomatisasi dari berbagai sistem yang ada. Sistem ini akan mendukung Garuda untuk semakin siap bergabung dengan aliansi global SkyTeam”.

Seperti dijelaskan, bahwa aplikasi sistem “Amadeus Altéa” ini akan menggantikan sistem reservasi Garuda saat ini (ARGA) yang sudah digunakan sejak tahun 1990. Rencana pelaksanaan implementasi sistem ini nantinya akan melalui beberapa fase dan berlangsung selama 18-24 bulan. Proses ini juga akan meliputi pelatihan-pelatihan bagi staf-staf yang akan menangani reservasi, pengintegrasian lebih dari 36 sistem, dan migrasi data untuk lebih dari 12 juta pembukuan yang ada.

Sistem Amadeus Altéa merupakan system layanan penumpang - “Passenger Services Systems (PSS)”-  milik Amadeus dengan sistem IT mutakhir yang mengedepankan fleksibilitas, efisiensi dan dapat diupgrade dengan cepat dan mudah. Sistem ini terdiri dari beberapa program yang terintegrasi secara penuh seperti program pembukuan/reservasi (domestik maupun internasional), data inventori, Altéa Departure Control System sistem yang digunakan dalam proses check-in, pengaturan bagasi (weight & balance system), data ketersediaan tempat duduk, pengaturan tempat duduk, jadwal penerbangan, hingga profil penumpang dan frequent flyers.

Sistem ini juga merupakan platform sistem yang digunakan oleh maskapai-maskapai penerbangan di aliansi global “Sky Team”, sehingga sistem Garuda akan terhubung (connected)  dengan maskapai penerbangan anggota SkyTeam lainnya seperti KLM, Air France, TAROM, Air Europa, Czech Airlines, MEA dan lain - lain.
Melalui sistem “Amadeus Altéa” ini, sesama anggota global alliance akan dapat saling berbagi informasi/data mengenai ketersediaan tempat duduk, tarif, pembukuan, layanan ground handling, through check-in hingga layanan frequent flyers dari tiap-tiap maskapai.

Kerjasama Garuda Indonesia Dengan Auckland Airport


JAKARTA – Maskapai  penerbangan  Garuda Indonesia hari kemarin, Senin  (16/4/2012)  rencananya akan melakukan  penandatanganan nota kesepahaman (MoU)  dengan Auckland Airport
Dengan  adanya  MoU  ini  menurut VP Corporate Communications Garuda Indonesia, Pujobroto, 
akan adanya komitmen pembukaan penerbangan antara kedua negara melalui Bandara Auckland, dukungan pelaksanaan promosi bersama, serta pelaksanaan berbagai even untuk meningkatkan trafik turis antara kedua negara.
Menurut  Pujo   saat ini hubungan perdagangan kedua negara terus mengalami peningkatan karena selama periode 2007-2011, nilai perdagangan kedua negara mencapai 8,5 miliar dolar AS atau meningkat rata-rata hingga sebesar 15 persen setiap tahunnya pada periode tersebut.
Dalam  penandatanganan  Mou antara  Garuda Indonesia dengan  pihak Auckland Airport akan dilakukan  oleh  CEO Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, dan Kepala Bandara Auckland, Joan Withers, serta  disaksikan  PM  Selandia  Baru John  Key dan Menteri Perdagangan kita, Gita Wirjawan.

Garuda Indonesia Resmikan Penerbangan Jakarta – Gorontalo


JAKARTA -PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk pada hari kemarin, Minggu (22/4/2012) meresmikan penerbangan GA 642 rute Jakarta – Gorontalo dengan transit di Makassar. Peresmian tersebut dilaksanakan secara simbolis oleh Area Manager Eastern Indonesia, Suranto bersama-sama Gubernur Propinsi Gorontalo Rusli Habibi di Terminal 2 F Bandara Soekarno Hatta.
Sebelumnya penerbangan ke Gorontalo dilayani dari Makassar, sehingga penumpang dari Jakarta yang hendak menuju Gorontalo harus terbang terlebih dahulu ke Makassar dan kemudian mengambil penerbangan (pesawat) terpisah menuju Gorontalo. Mulai 22 April, melalui penerbangan GA 642, para pengguna jasa yang melakukan penerbangan dari Jakarta ke Gorontalo akan semakin nyaman karena tidak perlu pindah pesawat di Makassar.
Penerbangan Jakarta - Gorontalo dilayani setiap hari, berangkat dari Jakarta (GA 642) pukul 07.30 WIB dan tiba di Gorontalo pukul 13.05 WITA kemudian terbang kembali dari Gorontalo (GA 643) pukul 13.50 WITA dan tiba di Jakarta pada pukul 17.15 WIB. Penerbangan ini menggunakan pesawat Boeing jenis
B737-800NG dengan kapasitas 156 penumpang dengan konfigurasi 12 kelas bisnis dan 144 kelas ekonomi.
Senior GM Area Indonesia Barat Garuda Indonesia, Suranto dalam rilisnya mengatakan bahwa penerbangan dari Jakarta ke Gorontalo melalui satu nomor penerbangan (flight number) tersebut merupakan salah satu upaya agar penumpang semakin nyaman terbang dengan Garuda. Kedepannya penumpang tidak perlu berganti pesawat dan penumpang dari Jakarta akan lebih terjamin untuk mendapatkan tempat duduk hingga ke Gorontalo. Hal ini juga untuk mendukung percepatan perkembangan ekonomi Gorontalo dengan meningkatkan “connectivity” Gorontalo terhadap jaringan penerbangan Garuda di domestik maupun internasional” tambah Suranto.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Gubernur Propinsi Gorontalo, Rusli Habibi menyambut baik penerbangan GA 642 tersebut karena akan semakin memudahkan masyarakat untuk melaksanakan penerbangan dari dan menuju Gorontalo.
Sejalan dengan program pengembangan jaringan perusahaan, Garuda Indonesia pada tahun 2012 ini telah dan akan membuka beberapa rute internasional seperti Denpasar – Haneda efektif 27 April 2012, dan Jakarta – Taipei efektif 24 Mei 2012. Sementara itu untuk penerbangan domestik, pada tahun ini Garuda Indonesia juga telah membuka rute baru Bandung-Surabaya dan menambah frekuensi penerbangan di beberapa rute antara lain Jakarta – Pekanbaru dari lima kali menjadi enam kali setiap hari ; dan Jakarta – Batam dari empat kali menjadi lima kali setiap hari.

Senin, 23 April 2012

Avtur Naik, Batavia Tunda Rute Ke Tokyo





Jakarta - Batavia Air memutuskan menunda melayani rute ke Tokyo karena harga avtur yang naik. Rencananya Batavia akan melayani rute Bandara Ngurah Rai, Bali menuju Bandara Haneda, Tokyo pada akhir April.   

Menurut Direktur Komersial Batavia Air, Sukirno Sukma, harga avtur yang terus naik membuat maskapainya kembali menimbang rencana rute baru ini. Dengan harga yang mencapai US$105/liter, Batavia Air sedang menghitung kembali apakah bisa menutup biaya operasionalnya.

Biaya avtur merupakan komponen terbesar dalam industri penerbangan selain perawatan yang mencapai 30%-40% dari operasional rutin. Kemungkinan Batavia Air akan merealisasikan rute ke Tokyo pada Oktober 2012.

2013, Pesawat N219 Siap Beroperasi


JAKARTA, KOMPAS.com — Saat ini, penerbangan perintis di beberapa wilayah Nusantara seperti Papua masih menggunakan pesawat-pesawat produksi lama, seperti Twin Otter. Beberapa unit yang ada telah tidak layak pakai sehingga diperlukan pesawat yang lebih modern.
Pengembangan pesawat jenis ini biasanya memakan waktu 3 tahun. Namun, kita mungkin akan selesaikan 2-2,5 tahun.
-- Andi Alisjahbana, Direktur Aerostruktur PT DI
Karenanya, sejak tahun 2006, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) mengembangkan pesawat N219 berkapasitas 19 orang untuk menggantikan peran pesawat perintis yang ada sekarang. Saat ini, uji aerodinamika pesawat tersebut telah dituntaskan.
"Pengembangan pesawat jenis ini biasanya memakan waktu 3 tahun. Namun, kita mungkin akan selesaikan 2-2,5 tahun," kata Andi Alisjahbana, Direktur Aerostruktur PT DI, Selasa (28/12/2010) di Jakarta. Jadi, tahun 2013, pesawat mungkin sudah bisa diluncurkan.
Agar tidak mengalami kegagalan seperti pesawat CN 250, pihak PT DI akan memproduksi pesawat berdasarkan order. "Kami akan buat 25 unit dulu nantinya. Kami akan mengupayakan seluruhnya terjual dahulu," kata Andi.
Pembuatan sejumlah unit memerlukan dana sekitar Rp 1 triliun. Jumlah ini menurut Andi cukup minim untuk membuat pesawat. Ia menargetkan, sejumlah pesawat akan dibeli oleh pemerintah daerah.
Andi juga mengatakan, spesifikasi pesawat N219 dirancang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia. Pesawat ini mampu mendarat di landasan yang pendek sehingga bisa diaplikasikan di wilayah terpencil dengan lahan terbatas.
"Pesawat ini juga dirancang bisa membawa bahan bakar tambahan. Kita menyadari bahwa tidak setiap daerah memiliki tempat pengisian bahan bakar," demikian Andi mengungkapkan kelebihan pesawat N219.
Sementara itu, Budi Santoso selaku Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia mengatakan bahwa pengembangan pesawat ini didasarkan pada karakteristik geografis Indonesia. "Kondisi geografis kita berbeda dengan negara lain. Kita harus punya solusi sendiri," katanya.
Bagi Budi, pengembangan pesawat kecil yang mampu menjangkau wilayah terpencil sangat pas. "Banyak wilayah Indonesia yang tak mudah dijangkau dengan transportasi darat. Pesawat perintis bisa menjadi solusi," paparnya.
Pesawat N219 memiliki potensi besar untuk dipasarkan ke daerah-daerah seperti Sumatera dan Papua. Pesawat ini juga ditargetkan bisa dipasarkan ke negara lain yang masih membutuhkan, misalnya negara-negara di Afrika.

Jumat, 20 April 2012

Garuda Beli 11 Airbus A330 300


PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menandatangani kontrak pembelian 11 pesawat jenis A330-300 dengan Airbus Industrie, di Istana Negara, Jakarta, Rabu 11 April 2012.
Penandatanganan kontrak dilaksanakan oleh Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar, dan Executive Vice President Programmes Airbus Tom William, serta disaksikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Inggris David Cameron.

Sesuai kontrak, kesebelas pesawat A330-300 tersebut secara bertahap akan dikirim mulai 2013 hingga 2017. Harga per pesawat A330-300 tersebut, sebesar US$231,1 juta, sehingga total harga dari 11 pesawat US$2,54 miliar. Saat ini Garuda Indonesia telah mengoperasikan 14 pesawat jenis seri A330 yang terdiri dari enam pesawat A330-300 dan delapan A330-200.

Emirsyah mengatakan bahwa pembelian 11 pesawat A330-300 ini merupakan bagian dari program pengembangan armada yang dilakukan oleh Garuda Indonesia dalam rangka peningkatan kapasitas dan pengembangan jaringan penerbangan pada rute menengah dan jarak jauh Garuda.
“Sesuai dengan program Quantum Leap yang saat ini dijalankan, maka pada 2015 mendatang Garuda akan mengoperasikan 194 pesawat, terdiri dari B737-800NG, Bombardier CRJ1000 NextGen, A330-300/200, B777-300ER, dan dengan rata–rata umur pesawat 5 tahun," kata Emir dalam keterangan resmi, Rabu.

Vice President Programmes Airbus Tom William mengatakan bahwa pengumuman pembelian 11 pesawat A330-300 hari ini merupakan kelanjutan dari hubungan baik yang telah terjalin antara Garuda dan Airbus. “Kami menyampaikan penghargaan dan apresiasi atas berbagai pencapaian dan keberhasilan Garuda secara berkelanjutan, khususnya dalam bidang finansial, operasional, dan layanan penumpang,” kata William.

Pesawat baru A330-300 ini dilengkapi dengan berbagai fitur yang menambah kenyamanan penumpang yang dibagi dalam dua kelas, yaitu kelas bisnis dan ekonomi. Desain interior pesawat juga akan menggunakan konsep layanan khas Garuda Indonesia Experience.

Sebelumnya, Garuda Indonesia telah melaksanakan penandatanganan MoU pembelian pesawat dengan Airbus berupa 10 A330-200 pada 2010 dan pembelian 50 A320 untuk Citilink pada 2011.

Pada tahun ini, Garuda akan menerima 21 pesawat baru yang terdiri dari 4 B737-800NG, 2 A330-200, 10 pesawat A320 untuk Citilink, dan 5 pesawat sub-100 Bombardier CRJ1000 NextGen. Dari 21 pesawat tersebut, Garuda telah menerima 1 B737-800NG dan 1 A330-200 pada Februari lalu. Dengan kedatangan pesawat–pesawat baru tersebut, maka pada 2012 jumlah armada Garuda akan menjadi 105 pesawat dengan rata–rata usia 5,8 tahun.

Sementara itu sejalan dengan peningkatan potensi pasar internasional, Garuda akan membuka rute penerbangan baru Denpasar ke Haneda (Tokyo) terhitung mulai 27 April dan penerbangan dari Jakarta ke Taipei mulai tanggal 24 Mei.