"Strategi bisnis Citilink di tahun 2014 ingin kuat di ASEAN. Setelah domestik kuat dan regional cukup dikenal, maka Citilink akan IPO di tahun 2015," ujar Arif.
Menurut Arif, ekspansi ke rute domestik perlu persiapan yang tidak mudah. Salah satunya adalah brand awareness yang tinggi sehingga bisa dikenal oleh pasar regional. Untuk dikenal di pasar regional, Arif menambahkan, Citilink harus kuat terlebih dulu di tingkat domestik.
"Penerbangan internasional itu, kaki kami harus kuat, brand awareness di sana harus kuat. Kalau enggak kuat, akan berat untuk masuk ke pasar regional terutama di low cost carrier (LCC)," ujar Arif.
Ia mengungkapkan, Citilink sebenarnya sudah menargetkan ada 16 rute regional yang akan digarap. Namun, lagi-lagi, persiapan yang matang harus dilakukan lantaran maskapai penerbangan dengan konsep LCC sudah terlebih dulu menguasai pasar regional seperti AirAsia dan Cebu Pacific.
Oleh karena itu, mulai tahun 2013, Citilink akan melakukan brand penetration untuk meningkatkan loyalitas para penumpangnya akan maskapai. Namun, Arif tidak menyebutkan secara pasti bagaimana strategi itu akan dilakukan Citilink.
Untuk mencapai target pada tahun 2014, jumlah armada juga akan ditingkatkan. Saat ini, Citilink memiliki 16 pesawat yang beroperasi untuk melayani 76 frekuensi perjalanan per hari di rute domestik. Jumlah armada akan ditingkatkan dengan mendatangkan pesawat jenis Airbus sebanyak 8 armada di tahun ini. Sementara, di pertengahan tahun 2013, Citilink akan diperkuat 7 armada pesawat jenis Turbo Prop yang mampu menjangkau wilayah pelosok.
"Penggunaan pesawat jenis Turbo Prop ini sudah terlebih dulu digunakan Cebu Pacific. Untuk tahap awal, pesawat ini bisa saja digunakan untuk rute domestik seperti ke Wakatobi, Labuan Bajo, dan Sorong," kata Arif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar